Unsur
Intrinsik Novel Perahu Kertas
1.
Tema
Cerita
Tema
cerita yang diangkat dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari yang
mendominasi adalah persahabatan. Selain tema persahabatan, terdapat pula kisah
percintaan Keenan dan Kugy yang tidak gampang, penuh rintangan, dan cobaan yang
membumbui kisah persahabatan antara keempat sahabat karib yaitu Keenan, Eko,
Noni, dan Kugy yang dikemas menjadi suatu kisah yang unik dan menarik. Tema
persahabatan menjadi tema dominan dalam novel Perahu Kertas dapat dibuktikan
dalam cuplikan novel di bawah ini.
Fiat kuning itu berdesakan dengan
mobil-mobil lain yang menyusuri Jalan Dago paa malam Minggu. Kugy dan Keenan di
bangku belakang. Eko mengemudi, di sampingnya ada Noni yang tengah bertelepon
dengan seseorang.
Noni
mematikan ponselnya dengan lega. “Guys, Mas Itok berhasil dapat empat tiket,
barian agak depan, sih. Tapi lumayan daripada lu manyun.”
Sebagai
geng midnight yang professional, kita memang harus punya koneksi kayak Mas
Itok. Hidup Mas Itok!” seru Eko. (Halaman 49 baris ke-1)
Dari cuplikan novel di atas dapat dijumpai kata ‘geng’
yang merupakan kata yang sering digunakan para remaja untuk menyebut persahabatan.
Kata tersebut menunjukkan bahwa Keenan, Kugy, Eko dan Noni adalah teman baik
yang selalu bersama-sama menikmati malam Minggu. Geng midnight adalah sebutan dari persahabatan mereka. Setiap kali
malam Minggu mereka memiliki acara menonton di bioskop sampai larut malam
bersama-sama. Seorang teman baik akan selalu membantu temannya yang kesusahan.
Seperti halnya yang dilakukan Kugy ketika mobil Fiad milik sahabatnya yang
bernama Eko macet di stasiun disaat mereka menjemput Keenan. Walaupun Kugy
tidak mampu mendorong Fiad, tetapi ia tetap berupaya, turut serta membantu Eko,
sahabatnya. Apa yang dilakukan Kugy menunjukkan rasa peduli kepada sahabatnya.
Selain
itu, novel Perahu Kertas juga menceritakan kehidupan remaja di bangku
perkuliahan yang khas dengan kehidupan kost. Pertemuan Keenan dan Kugy yang
pada akhirnya berujung pada saling jatuh cinta, tetapi diantara keduanya tidak
saling mengungkapkan satu sama lain dan hanya memendamnya. Cerita seperti itu
sangat lumrah dikalangan remaja. Di dalam novel, dialog antara tokoh Keenan dan
Kugy yang menyebut ‘kampus’ menunjukkan bahwa mereka adalah mahasiswa dengan
kehidupan di usia perkuliahan mereka dimana seorang mahasiswa akan dengan biasa
mencari makanan yang murah ketimbang yang enak, asalkan bisa makan dan kuliah.
Di bawah ini merupakan kutipan dialog antara Keenan dan Kugy yang menunjukkan
bahwa mereka adalah seorang mahasiswa.
“Kalau makan siang di kampus-masih
berminat?” tanya Kugy.
“Tergantung siapa yang nagjak.”
Kugi menggelengkan kepala, “Jawaban
yang salah. Harusnya: tergantung siapa yang bayar.”
“Jadi,
saya bakal ditraktir, nih?”
“Ada
satu tempat makan yang wajib dijajal. Jangan ngaku anak kampus deh kalau belum
pernah ke sana…”
“Enak
banget, ya?”
“Bukan.
Murah banget.”
“Oh.
Pantesan nraktir...,” gumam Keenan sambil mengekeh pelan. (halaman 42 baris ke-14)
Selain itu tema percintaan ditunjukkan juga di dalam
novel. Tokoh Eko dan Noni yang merupakan sepasang kekasih. Hal tersebut
disebutkan secara langsung didalam novel seperti pada kutipan di bawah ini.
“Kenalin,
Nan. Ini cewek gua, Noni. Dan ini sahabatnya Noni....”(halaman 25 baris ke-9)
Selain tema persahabatan, tema percintaan pun tidak tertinggal.
Cinta segiempat antara Keenan, Kugy, Ojos dan Wanda. Keenan sebagai cowok yang jago melukis dan berjiwa seni
tinggi sangat bersemangat untuk membuatkan ilustrasi-ilustrasi untuk
dongeng-dongeng buatan Kugy. Kugy seorang penulis yang sama sekali tidak
berbakat menggambar pada akhirnya jatuh cinta kepada Keenan. Beruntung sekali,
karena Keenan pun berperasaan yang sama dengan Kugy. Walaupun mereka saling
mengagumi, tetapi mereka tidak mengungkapkan perasaannya satu sama lain karena
di lain pihak, Kugy telah memiliki kekasih bernama Ojos. Setelah Keenan
mengetahui bahwa Kugy telah memiliki kekasih, Keenan pun diperkenalkan dengan
sepupu Noni bernama Wanda. Noni sebagai dalang dari percomblangan itu dan tentu saja Eko pun turut membantu dan
mendukung.
Tidak sedikit kegalauan dan keputusasaan yang dikarenakan
cinta yang terlalu dipendam antara Keenan dan Kugy. Seperti kebanyakan seorang
remaja yang masih labil, sering sekali perasaannya diliputi oleh rasa gelisah,
galau dan tak tenang.
2.
Tokoh
dan Perwatakan
Tokoh
yang hadir dalam novel Perahu Kertas adalah Keenan, Kugy, Eko, dan Noni. Mereka
berempat menjalin persahabatan yang sering bersama-sama. Adapun tokoh yang lain
antara lain Ibu Lena, Pak Adri, Jeroen, Joshua yang lebih kerap dip Ojos dalam
novel, Poyan, Luhde, dan Wanda serta beberapa tokoh lainnya seperti karyawan
kantor.
a. Keenan
Tokoh
Keenan yang mempunyai watak introver, halus, tidak menyukai keramaian, dan
berbakat dalam melukis. Watak tersebut diungkapkan oleh tokoh lain di dalam
novel ini walaupun bukan dalam bentuk dialog. Bukti dalam kutipan novel di
bawah ini.
Diam-diam ia mengamati kedua anak
laki-lakinya yang terpaut jarak umur enam tahun, dan menyadari berbeda
keduanya. Jeroen yang ekstrover, atletis, diplomatis, senang bergaul dan berorganisasi,
adalah cetaka biru ayahnya. Sementara Keenan yang introver, halus, tidak
menyukai keramaian, dan lebih senang menyendiri untuk melukis, adalah cetakan
biru dirinya. (halaman 15 baris ke-19)
Kata
‘dirinya’ pada kata terakhir di baris kalimat terakhir menunjukkan tokoh lain,
yaitu Ibu Leena yang merupakan ibu Keenan yang sedang berkutat dengan
pikirannya mengenai tokoh Keenan, anaknya.
Selain
itu, Keenan juga digambarkan sebagai sosok yang cerdas, tegas, teguh dan keras kepala. Hal ini terbukti dengan
sikapnya yang menentang ayahnya yang melarang ia untuk melukis. Perlu diketahui
bahwa ayah Keenan sangat mengharapkan keenan untuk melanjutkan bisnis
perusahaan pribadinya sehingga ia sangat anti dengan hobi Keenan, yaitu
melukis. Tetapi bagaimanapun cara yang ditempuh Keenan untuk tetap melukis,
Keenan bersikeras untuk tinggal di rumah Pak Wayan yang seorang seniman di
Bali. Keenan adalah seorang yang tegas. Hal ini dibuktikan dengan keberanian
dia dalam memilih jalan hidupnya. Ia selalu membuat keputusan dengan tegas. Di
dalam novel, ditunjukkan ketika Keenan memutuskan untuk memilih Luhde dan
meninggalkan Kugy yang pada saat itu adalah pacar Remi. Walaupun Kugy telah
berkali-kali mengatakan bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Keenan, tetapi Keenan
tetap meyakinkan Kugy bahwa mereka memang seharusnya tidak bersama. Keenan
memutuskannya dengan tegas dan pergi meninggalkan Kugy yang terisak-isak.
Selain itu Keenan juga diceritakan sebagai sosok yang cerdas. Hal ini
dibuktikan dengan keberhasilan dia memperoleh IP tertinggi di jurusan kuliahnya
yaitu manajemen.
b. Kugy
Di
dalam novel ini tokoh Kugy digambarkan sebagai seorang gadis remaja dengan
postur tubuh kecil yang percaya diri, periang, mudah bergaul dan energik dengan
penampilannya yang awut-awutan dan terlihat sangat aneh, bahkan ia dijuluki
sebagai alien oleh temannya karena ‘keanehannya’ itu. Kugy sangat gemar sekali
menulis, entah itu cerpen ataupun dongeng. Kugy merupakan tokoh yang semangat.
Ia sangat senang sekali berkhayal dan berimajinasi. Hal ini lalu ia tuangkan
dalam dongeng-dongengnya yang membuat Keenan terpesona kepadanya. Seperti pada
penggalan cuplikan novel di bawah ini.
Noni memandang temannya dengan
khawatir. Rambut sebahu Kugy sebagaian naik ke atas seperti disasak setengah
jadi. Bajunya mendekati compang-camping. Jaket jins kegombrongan milik Karel
yang digondol Kugy detik-detik terakhir sebelum ia berangkat ke Bandung itu pun
tentu tidak membantu. Belum lagi jam tangan plastik Kura-kura Ninja yang nyaris
tak pernah lepas dari pergelangan tangannya. Lalu sandal khusus kamar mandi
dari bahan plastic berwarna pink elektrik seolah menyempurnakan “keajaiban”
penampilan Kugy sore itu.
Namun, Kugy berjalan mantap keluar
menantang dunia, disambut Eko yang kontan meringkuk-ringkuk tertawa melihat
pemandangan nyentrik itu. (halaman 18 baris ke-32)
Penulis
mendiskripsikan dengan jelas bagaimana penampilan tokoh Kugy. Seperti pada
umumnya, kepribadian seseorang dapat dilihat dari cara berpakaiannya. Pada
cuplikan novel di atas, tokoh Kugy diajak oleh tokoh Noni untuk menemani
pacarnya menjemput Keenan di stasiun. Pada umumnya, seorang gadis remaja akan
berdandan yang rapi nan modis tetapi penampilan Kugy sama sekali tidak masuk kriteria
baik itu rapi maupun modis. Baju yang Kugy kenakan mendekati compang-camping,
‘compang-camping’ biasa digunakan untuk mendiskripsikan pakainan orang gila.
Jaket jins yang kegombrongan tidak cocok dengan ukuran tubuhnya. Sangat aneh
apabila seseorang yang nyaman memakai baju yang terlalu besar, pada umumnya
orang-orang akan memilih baju yang sesuai dengan ukuran tubuhnya agar terlihat match dan sedikit terlihat peduli akan
gaya fashion terutama untuk seorang gadis remaja. Penggunaan sandal khusus
kamar mandi yang berwarna pink elektrik
menambah kekomplitan keanehan dari penampilan gadis remaja bernama Kugy.
Selain
terlihat dari penampilannya yang awut-awutan, penulis telah menceritakan secara
langsung latar belakang Kugy seperti pada cuplikan di bawah ini.
…Kugy pun termasuk sosok yang populer
di sekolah karena aktivitas dan pergaulannya yang luas. Tapi Kugy berasal dari
kutub yang berbeda. Kugy dikenal dengan julukan Mother Alien. Ia dianggap duta
besar dari semua makhluk aneh di sekolah. (halaman 28
baris ke-1)
Dari
cuplikan di atas, disebutkan bahwa Kugy dikenal dengan sebutan Mother Alien. Seperti yang diketahui
pada umumnya, alien adalah adalah makhluk luar angkasa yang bentuknya sangat
aneh. Kepalanya otak, matanya satu, dan warna tubuhnya adalah hijau. Makhluk
yang disebut alien itu identik dengan keanehan-keanehan yang dimilikinya, apalagi
jika kata ‘mother’ ditambahkan di
depan kata ‘alien’ yang menjadi Mother
Alien yang artinya induk alien. Hal tersebut menunjukkan betapa anehnya
kepribadian, sikap, dan sifat dari tokoh Kugy.
Perlu
diketahui juga, dalam cuplikan novel di atas, diceritakan pula bahwa Kugy
adalah sosok yang popuuler di sekolahnya karena aktivitas dan pergaulannya yang
luas. Hal tersebut membuktikan bahwa tokoh Kugy merupakan sosok yang periang
dan ia mudah bergaul dengan siapa saja. Aktivitasnya membuat ia menjadi sosok
yang popular di sekolah membuktikan bahwa ia adalah siswa yang aktif dan
energik.
c. Noni
Noni adalah kekasih Eko. Di dalam novel Perahu Kertas,
Noni dikarakterkan sebagai tokoh yang penyayang, perhatian dan juga pencemburu.
Noni seorang yang penyayang selalu mengerti tentang sahabatnya. Selalu mengerti
dan menerima kekasihnya apa adanya. Ia selalu bersikap penuh pengertian ketika
Fuad, mobil Eko yang telah sering mogok berbuat ulah. Noni dan Kugy telah
bersahabat sejak kecil. Noni serba tahu mengenai sahabatnya. Hal tersebut dapat
dibuktikan melalui cuplikan novel di bawah ini.
“Kapan
mulai beres-beres, Gy? Buku-buku lu yang banyak banget itu dipaket aja ke
Bandung, nggak usah bawa sendiri. Bagasi mobilnya Eko kan kecil, nanti ngak
bakal muat. Lu bawa baju-baju aja, ya? Tiket kereta api udah pesan, belum? Lagi
penuh lho. Ntar terpaksa beli di calo. Sayang duit.“
"Non,
lu tuh lebih cerewet dari tiga nyokap gue dijadiin satu. Serius.“
"Minggu
depan, pokonya nggak mau tahu, lu harus udah sampai di Bandung. Mobil Eko udah
gua suruh masuk bengkel dulu biar nggak mogok pas ngejemput lu ke stasiun.
Habis itu kita langsung keliling buat belanja kebutuhan lu. Kamar lu udah gue
sapu-sapu dari kemarin. Pokoknya tahu beres, deh.“
“Tapi
lu juga lebih rajin dari tiga pembantu gua dijadiin satu.“ (halaman 6 baris ke-20)
Dari cuplikan novel di atas, dapat disimpulkan bahwa
Noni sangat perhatian kepada sahabatnya. Ia terlihat menggebu-gebu sekali dan meluap-luapkan
perhatiannya kepada Kugy sehingga Kugy merespon bahwa Noni jauh lebih cerewet daripada ibunya. Saking
sayangnya kepada sahabatnya, Noni mau melakuka apa saja untuk sahabatnya
seperti menyapukan kamar Kugy sejak jauh ahri sebelum Kugy tiba di Bandung. Hal
itu menunjukkan bahwa betapa senangnya Noni dengan rencana kedatangan Kugy ke
Bandung sampai-sampai Kugy mengatakan betapa rajin Noni bahkan jauh melebihi
pembantunya.
Noni juga seorang yang pencemburu. Terbukti ketika
Noni menanggapi perkataan Eko dengan sengit setelah ia mendapati bahwa kekasihnya
pernah menyukai Kugy. Tentu saja Noni sedikit emosi mendengar hal itu. Dialog
di bawah ini yang membuktikan bahwa Noni mudah terpancing emosinya karena
cemburu.
“Alah!
Gombal! Kenal aja belum!” semprot Noni. “Kamu kan kenal aku justru setelah aku
pindah. Gara-gara pernah ketemu aku di rumah Kugy kan? Ya mungkin waktu itu
kamu masih jadi pelanggan setia taman bacaannya dalam rangka pe-de-ka-te! Baru
deh, sok akrab, sok udah naksir aku dari kelas 1, padahal aku yakin kamu tahu
aku aja enggak,” cerocos Noni sengit. (halaman 34 baris ke-6)
d. Eko
Di dalam novel Perahu Kertas, Eko adalah kekasih Noni.
Sikapnya yang lucu,
penyayang, dan periang. Ia suka sekali menjahili Kugy.
Adri adalah ayah Keenan. Ia sangat menginginkan
anaknya kuliah di manajemen dan melanjutkan bisnis pribadinya kelak. Ia sangat
menentang kegemaran anaknya yaitu melukis. Sikapnya yang keras dan tegas sering
mengakibatkan perselisihan antara ia dan Keenan. Di lain sisi, Adri juga
seorang penyayang. Betapa ia bangga ketika mengetahui Keenan lolos UMPTM.
Cuplikan di bawah ini membuktikan sikap Adri yang tegas dan keras.
“Oke.
Kalau memang itu yang kamu mau, silakan.“ Suara Adri terdengar tegas dan
garang. “Mulai detik ini, saya berhenti membiayai kamu. Madirilah sana. Silakan
kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. Kamu urus diri kamu sendiri. Saya
tidak mau tahu lagi.“
Dari cuplikan di atas, Adri berdialog dengan nada tinggi
penuh emosi. Betapa ia ngotot akan
kehendaknya. Selain itu, Adri adalah tipe orang yang suka terburu-buru
mengambil keputusan tanpa memikirkan akibat-akibat yang dapat terjadi
masak-masak. Ia hanya mengikuti kemauan hatinya saja. Padahal, sebagai seorang
ayah harusnya ia mampu menjadi orang yang dapat memberikan solusi yang terbaik,
bisa memberikan pilihan kepada anaknya. Berdasarkan dialog di atas, secara
tidak langsung Adri telah mengusir Keenan. Betapa teganya mengatakan hal itu
kepada seorang anak. Adri hanya mengikuti egonya sendiri. Engonya sangat besar
beserta pula dengan gengsinya yang membuat ia tak mau mengalah kepada anaknya.
“Kamu
bisa pulang kapan pun kamu mau. Percaya sama Mama. Papa kamu pasti melunak. Di
luarnya saja dia keras, tapi sebenarnya dia kehilangan sekali sama kamu...“
(halaman 190 baris ke1)
Dari cuplikan dialog Ibu Leni mengenai Adri, dapat
diketahui bahwa Adri sebenanrnya adalah seorang yang penyayang. Tokoh lain pun
beranggapan bahwa hanya luarnya saja yang tegas dan keras, tetapi dalamnya
lunak.
e. Ibu
Leni
Ibu Keenan bernama Ibu Leni. Ibu Leni adalah keturunan
Belanda yang kini tingal di Indonesia. Sikapnya yang keibuan, lembut, sabar,
dan penyayang selalu menjadi penengah pertikaian antara Adri dan Keenan.
Ibu Leni adalah mantan kekasih Pak Wayan. Dulunya Ibu
Leni juga seorang pelukis, oleh karena itu Keenan memiliki jiwa seni tinggi
yang menurun dari ibunya. Walaupun sudah
lama saling kenal, Ibu Leni tetap bersikap hormat. Terbukti dengan
perbuatannya, ia menelefon Pak Wayan untuk meminta izin kebolehan Keenan
berlibur dan melukis di rumahnya, di Ubud. Melalui percakapan telefon yang
sopan sekali ia meminta izin. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ibu Leni adalah
orang yang sangat menjunjung sopan santun.
f. Wanda
g. Luhde
h. Pak
Wayan
i.
Joshua
j.
Remi
k. Jeroen
3.
Latar
a. Latar
suasana
gerimis yang mengguyur tanah yang kering di sore hari.
b. Latar
waktu
Setelah pulang kampus
c. Latar
tempat
Banyak sekali latar tempat di dalam novel Perahu Kertas. Salah satunya adalah Warteg Pemadam Kelaparan. Warung ini adalah warung nasi yang dindingnya terbuat
dari bambu. Terdapat pisang susu yang digantung. Warung ini terletak di dekat
kampus, Kugy dan Keenan gemar makan di sini karena makanannya murah.
Selain warteg, terdapan banyak latar tempat yang lain
yaitu rumah Pak Wayan, Galeri Waskita,
Amsterdam juga menjadi latar tempat dalam novel itu
walaupun hanya sekali. Pada bagian permulaan novel, cerita Perahu Kertas
dimulai dengan Keenan yang akan pulang ke Indonesia. Ia telah 6 tahun tinggal
di Amsterdam. Cuplikan di bawah ini merupakan bukti dari Amsterdam sebagai
latar tempat.
Tidaka
ada alas an untuk meninggalkan Amsterdam pada musim panas. (halaman 1 baris ke-1)
Sebuah kali di dekat rumah Kugy terdapat pada cuplikan
novel di bawah ini.
Dua
belokan dari rumah Kugy, ada sebuah kali. Meski berair cokelat, arus kali itu
mengalir lancar dan tidak mampat seperti kebanyakan kali di Kota Jakarta. (halaman 12 baris ke-19)
Kamar kost Kugy. Bukti terdapat dalam cuplikan novel
dibawah ini. Di dalamnya terdapat frasa ‘meringkuk di kasur sepanjang sore‘
yang menunjukkan bahwa Kugy sedang berada di kamar dan ia tidur. Karena ia
adalah seorang mahasiswa dan kuliah jauh dari rumahnya, maka kamar yang ia
tempati untuk tidur itu adalah kamar kostnya.
Tidak
ad yang lebih dahsyat faripada gabungan gerimis hujan di luar dan selimut
hangat di dalam kamar. Demikian prinsip Kugy. Meringkuk di tempat tidur
sepanjang sore sambil bermimpi indah adalah misinya sore itu. (halaman 17 baris ke-9)
Latar tempat stasiun di Bandung. Dibuktikan dalam novel
melalui diskripsi oleh penulis yang menggambarkan sebuah stasiun dengan penuh
sesak penumpang seperti pada cuplikan novel di bawah ini.
Lautan
penumpang kereta api telah melewati tiga sekawan itu sejak sepuluh menit yang
lalu, tapi mereka juga belum juga menemukan objek jemputannya. Noni dan Kugy
sudah mulai resah. (halaman 20
baris ke-4)
4.
Alur Cerita
Alur yang
digunakan dalam novel Perahu Kertas adalah alur maju mundur. Dari awal penulis
menceritakan mulai dari pengenalan para tokoh dan latar belakang tokoh kemudian
dilanjutkan dengan pemunculan konflik-konflik seperti Keenan dan juga Kugy yang
mulai merasa ada sesuatu yang berbeda pada masing-masing perasaanya dan ketika
Keenan tahu bahwa Kugy telah memiliki kekasih, Keenan berusaha menghindar dari
Kugy pada waktu itu. Kedatangan Wanda yang begitu mencintai Keenan
sampai-sampai ia membeli empat lukisan Keenan dan mengatasnamakan temannya
sebagai pembeli demi membuat Keenan bahagia tetapi sayangnya Keenan tidak
membalas dan betapa hancur perasaan Keenan ketika ia mengetahui kebohongan yang
dibuat Wanda. Selain itu, diikuti pula konflik-konflik lain seperti Kugy yang
memutuskan hubungannya dengan Joshua, konflik batin Keenan yang ingin memulai
lembaran baru di rumah Pak Wayan. Kedatangan Luhde, keponakan Pak Wayan yang
menghibur kesedihan Keenan karena ayahnya yang tidak mendukungnya serta Wanda
yang membohonginya. Pada puncaknya terdapat klimaks yaitu ketika Keenan
memutuskan untuk memilih Luhde dan tinggal di Ubud. Sementara itu Rumi juga
melamar Kugy ketika mereka liburan di Bali yang membuat Kugy menjadi bingunng,
gundah, gelisah dan galau antara iya atau tidak. Bingung memilih Keenan atau
Rumi. Kugy menerima Rumi sementara hatinya tidak bisa melepaskan Keenan.
Sementara Rumi sangat bahagia karena kugy telah menerimanya. Tetapi kebahagiaan
Rumi pun terusik ketika ia menemukan surat Kugy untuk Keenan yang terjatuh dari
selipan buku istimewa yang diberikan Kugy kepadanya. Rumi pun menyadari bahwa
sejak dulu Kugy telah jatuh hati pada Keenan. Dengan kecewa dan berat hati ia
pun mencoba untuk menerima kenyataannya bahwa hati Kugy bukannlah untuk dia
yang sesungguhnya walaupun Kugy menerima cincin pemberiannya. Lalu ia pun
meminta penjelasan dari Kugy dan memilih untuk mengakhiri hubungan mereka.
Dengan berat hati pula dan dengan perasaan bersalah, Kugy pun rela melepas
Rumi. Setelah klimaks, muncullah Karel, kakak tertua Kugy yang menasihatinya. Selama
du Ubud, Luhde pun merasakan hal yang sama dengan Rumi. Luhde pun meraskan
adanya kejanggalan di dalam perasaannya. Ia merasakan bahwa cinta Keenan itu
bukan untuk dirinya sehingga ia pun berniat menyudahi hubungannya dengan
Keenan.
Pada bagian
akhir, diceritakan bahwa Keenan telah menikan dengan Kugy. Tanpa ada
perpanjangan cerita bagaimana mereka bisa bertemu kembali setelah masing-masing
dari mereka memutuskan untuk berpisah dengan kekasih mereka. Hal itu
menyebabkan cerita-cerita sebelumnya terkesan diceritakan pada ‘hari ini‘.
Seperti sebuah diari yang menceritakan kembali kisah-kisah di masa lalu dari
awal sampai akhir secara runtut. Oleh sebab itu, novel Perahu Kertas
menggunakan alur maju mundur.
5.
Gaya Bahasa
Dalam novel Perahu Kertas menggunakan gaya bahasa yang
ringan, khas gaya bahasa para remaja. Seperti penggunaan kata ‘gua’ dan ‘lu’
antar tokohnya walaupun sebagian percakapan tetap menambahkan bahasa-bahasa
asing. Penulis selalu menyesuaikan gaya bahasa dengan latar tempat dimana tokoh
berada dan berasal seperti bahasa Belanda, bahsa Bali, serta bahasa Sunda. Hal itu disesuaikan dengan latar belakang
tokoh, Ibu Lena memang seorang bule dari Belanda sehingga tentu saja dalam
percakapannya masih menggunakan istilah-istilah Belanda. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penggalan dialog
di bawah ini.
“Keenan!
Let op je woorden!” Lena menyambar seketika, “ga niet al te ver.” Jangan asal
ngomong kamu...”
Cuplikan dialog di atas menggunakan bahasa Belanda Let op je woorden yang dalam bahasa
Indonesia artinya adalah berhenti bicara dan ga niet al te ver yang artinya adalah jangan kelewatan.
Tidak hanya tokoh Ibu Lena yang menggunakan bahasa
ibunya. Tokoh Wayan, Luhde, serta Banyu yang diceritakan dalam novel tinggal di
Bali pun juga menggunakan sebagian istilah-istilah bahasa Bali. Seperti
layaknya masyarakat Bali, gaya berbicara mereka pun dalam novel diungkapkan
begitu hidup dan merakyat oleh penulis walaupun sembilan puluh persen dari
dialognya menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam
cuplikan dialog di bawah ini.
Selain itu terdapat majas yang digunakan di dalam
novel Perahu Kertas. Salah satunya adalah cuplikan paragraf di bawah ini.
Keenan
memejamkan mata. Meresapi perih yang merasuki seluruh sel tubuhnya. (halaman 226 baris ke-27)
‘Meresapi perih yang merasuki seluruh sel tubuhnya’
merupakan majas hiperbola yang digunakan penulis untuk menggambarkan perasaan Keenan
yang sangat sedih. Mungkin penulis berfikir bahwa mengatakan ‘sedih’ saja tidak
cukup untuk merepresentasikan kesedihan Keenan yang sangat mendalam
sampai-sampai merasuki setiap sel di tubuhnya.
Semilir
angin mengembus, melewati mereka berdua, menggoyangkan kentungan bambu.
Bebunyian yang kini bahkan terasa perih menusuk hatinya.(halaman 279 baris ke-4)
Dalam penggalan paragraf di atas terdapan penggunan
majas yaitu majas personifikasi. ‘Menggoyangkan kentungan’ adalah perlakuan
suatu benda seperti layaknya makhluk hidup. Kentungan adalah benda mati dan
yang bergoyang adalah manusia pada lazimnya.
‘Bebunyian yang kini terasa perih menusuk hatinya’
merupakan penyamaan bunyi sebagai benda mati dengan manusia yang bisa menusuk.
Penulis menggunakan majas personifikasi pada kalimat tersebut.
6. Sudut
Pandang
Penulis memposisikan dirinya sebagi orang ketiga serba
tahu. Penulis menceritakan semua kejadian dengan keserbatahuannya mengenai
tokoh-tokoh dalam novel Perahu Kertas. Penulis tahu persis semua karakter tokoh
dan juga apa yang sedang dipikirkan tokoh. Penulis sebagai orang ke tiga karena
penulis tidak menyebut ‘aku’ sebagai tokoh, melainkan menyebut nama
masing-masing tokoh dalam novel Perahu Kertas ini.
Untuk
kesekian kalinya, Keenan membolak-balik buku tulis itu dengan resah. Semua
halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan tak terhitung lagi. (halaman 278 baris ke-4)
Penulis mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh
tokoh. Dalam penggalan paragraf si atas, Keenan tidak mengatakan keresahannya dalam
dialognya seperti ini “Aku resah dan gundah,” tetapi penulis langsung
menceritakan dalam paragraf yang menyatakan bahwa Keenan sedang resah dengan
membolak-balikkan halaman sebuah buku tulis.
7. Amanat
Terkadang kita harus menjadi bukan diri kita sendiri
sebelum menjadi diri kita sendiri. Seperti tokoh Kugy yang harus membuat cerpen
untuk mendapatkan uang uang padahal impiannya adalah menjadi penulis dongeng.
Cita-cita yang kita inginkan tidak akan menjadi kenyataan dengan mudah, tanpa
ada usaha dan kerja keras kita tidak akan bisa mewujudkannya.
Persahabatan merupakan hal yang penting dalam hidup
kita. Jangan pernah kita menyakiti perasaan teman kita karena teman kita adalah
tempat dimana kita bisa berbagi cerita dan meminta solusi. Ketika kita menyakiti
perasan teman kita, itu artinya kita memjadikannya sebagai musuh baru kita.
Di dalam novel Perahu Kertas, dapat kita pelajari
bahwa jangan sekali-kali kita membohongi diri kita sendiri karena bagaimanapun
itu kejuujuran jauh lebih baik. Keenan dan Kugy memaksa diri mereka sendiri
untuk memendam perasaan mereka, dan setelah mereka masing-masing memutuskan
untuk memilih bersama orang lain yang sesungguhnya hanya menjadi pelarian
mereka, mereka tidak akan tenteram karena mereka tidak bersama orang yang mereka
sayangi. Mereka memaksa diri mereka sendiri.
Unsur
Ekstrinsik Novel Perahu Kertas
Dewi
Lestari, yang bernama pena Dee, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu
Kertas ini sudah lebih dulu dilansir dalam versi digital (WAP) pada April 2008,
dan kini diterbitkan atas kerjasama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka. Kehidupannya
di Bandung memengaruhi cara Dee menceritakan kisah-kisah Perahu Kertas dengan
gaya bahasa layaknya remaja Bandung sebagai kota yang cukup besar dengan
menggunakan ‘lu’ dan ‘gua’ sehingga lebih dimengerti oleh pembaca.
Naskah yang
awalnya ditulis pada 1996 dan sempat “mati suri” selama 11 tahun ini akhirnya
ditulis ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadikan Perahu Kertas sebagai novel
pertamanya yang bergenre populer. Kecintaan Dee pada format cerbung dan komik
drama serial telah menginspirasinya untuk menuliskan cerita memikat ini. Nilai
sosial terkandung di dalamnya yaitu kehidupan mahasiswa yang lebih sering
memilih makanan yang murah daripada yang mahal.
Kiprah Dee
dalam dunia kepenulisan telah membawanya ke berbagi ajang sastra bergengsi di
dalam maupun luar negeri. Beberapa
prestasi dan penghargaan yang baru-baru ini diperolehnya antara lain: Top 88
Most Influential woman in Indonesia (Globe Asia), The Most Outstanding Woman
2009 (Kementrian Pemberdayaan Perempuan & Kantor Berita Antara). Nama Dee
juga muncul sebagai peringkat pertama dalam polling
nasional “ Penulis Perempuan Paling Dikenal di Indonesia” tahun 2009.
Karena telah banyak berpengalaman, cerita Perahu Kertas mampu mengisahkan
cerita kehidupan remaja yang renyah, segar, ringan dan menarik. Cerita tersebut
sangat relevan dengan kehidupan remaja sekarang. Cerita-cerita dikisahkan
dengan santai dan unik.
Perahu
Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova: Ksatria, Puteri, dan
Bintang Jartuh, Supernova: Akar, Supernova: Petir, Filosofi Kopi, dan
Rectoverso.
Kini Dee dan keluarganya
menetap di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar