Rabu, 10 Juni 2015

ANALISIS NOVEL


Unsur Intrinsik Novel Perahu Kertas
1.      Tema Cerita
Tema cerita yang diangkat dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari yang mendominasi adalah persahabatan. Selain tema persahabatan, terdapat pula kisah percintaan Keenan dan Kugy yang tidak gampang, penuh rintangan, dan cobaan yang membumbui kisah persahabatan antara keempat sahabat karib yaitu Keenan, Eko, Noni, dan Kugy yang dikemas menjadi suatu kisah yang unik dan menarik. Tema persahabatan menjadi tema dominan dalam novel Perahu Kertas dapat dibuktikan dalam cuplikan novel di bawah ini.
Fiat kuning itu berdesakan dengan mobil-mobil lain yang menyusuri Jalan Dago paa malam Minggu. Kugy dan Keenan di bangku belakang. Eko mengemudi, di sampingnya ada Noni yang tengah bertelepon dengan seseorang.
Noni mematikan ponselnya dengan lega. “Guys, Mas Itok berhasil dapat empat tiket, barian agak depan, sih. Tapi lumayan daripada lu manyun.”
Sebagai geng midnight yang professional, kita memang harus punya koneksi kayak Mas Itok. Hidup Mas Itok!” seru Eko. (Halaman 49 baris ke-1)
Dari cuplikan novel di atas dapat dijumpai kata ‘geng’ yang merupakan kata yang sering digunakan para remaja untuk menyebut persahabatan. Kata tersebut menunjukkan bahwa Keenan, Kugy, Eko dan Noni adalah teman baik yang selalu bersama-sama menikmati malam Minggu. Geng midnight adalah sebutan dari persahabatan mereka. Setiap kali malam Minggu mereka memiliki acara menonton di bioskop sampai larut malam bersama-sama. Seorang teman baik akan selalu membantu temannya yang kesusahan. Seperti halnya yang dilakukan Kugy ketika mobil Fiad milik sahabatnya yang bernama Eko macet di stasiun disaat mereka menjemput Keenan. Walaupun Kugy tidak mampu mendorong Fiad, tetapi ia tetap berupaya, turut serta membantu Eko, sahabatnya. Apa yang dilakukan Kugy menunjukkan rasa peduli kepada sahabatnya.
Selain itu, novel Perahu Kertas juga menceritakan kehidupan remaja di bangku perkuliahan yang khas dengan kehidupan kost. Pertemuan Keenan dan Kugy yang pada akhirnya berujung pada saling jatuh cinta, tetapi diantara keduanya tidak saling mengungkapkan satu sama lain dan hanya memendamnya. Cerita seperti itu sangat lumrah dikalangan remaja. Di dalam novel, dialog antara tokoh Keenan dan Kugy yang menyebut ‘kampus’ menunjukkan bahwa mereka adalah mahasiswa dengan kehidupan di usia perkuliahan mereka dimana seorang mahasiswa akan dengan biasa mencari makanan yang murah ketimbang yang enak, asalkan bisa makan dan kuliah. Di bawah ini merupakan kutipan dialog antara Keenan dan Kugy yang menunjukkan bahwa mereka adalah seorang mahasiswa.
“Kalau makan siang di kampus-masih berminat?” tanya Kugy.
“Tergantung siapa yang nagjak.”
Kugi menggelengkan kepala, “Jawaban yang salah. Harusnya: tergantung siapa yang bayar.”
“Jadi, saya bakal ditraktir, nih?”
“Ada satu tempat makan yang wajib dijajal. Jangan ngaku anak kampus deh kalau belum pernah ke sana…”
“Enak banget, ya?”
“Bukan. Murah banget.”
“Oh. Pantesan nraktir...,” gumam Keenan sambil mengekeh pelan. (halaman 42 baris ke-14)
Selain itu tema percintaan ditunjukkan juga di dalam novel. Tokoh Eko dan Noni yang merupakan sepasang kekasih. Hal tersebut disebutkan secara langsung didalam novel seperti pada kutipan di bawah ini.
“Kenalin, Nan. Ini cewek gua, Noni. Dan ini sahabatnya Noni....”(halaman 25 baris ke-9)
Selain tema persahabatan, tema percintaan pun tidak tertinggal. Cinta segiempat antara Keenan, Kugy, Ojos dan Wanda. Keenan sebagai cowok yang jago melukis dan berjiwa seni tinggi sangat bersemangat untuk membuatkan ilustrasi-ilustrasi untuk dongeng-dongeng buatan Kugy. Kugy seorang penulis yang sama sekali tidak berbakat menggambar pada akhirnya jatuh cinta kepada Keenan. Beruntung sekali, karena Keenan pun berperasaan yang sama dengan Kugy. Walaupun mereka saling mengagumi, tetapi mereka tidak mengungkapkan perasaannya satu sama lain karena di lain pihak, Kugy telah memiliki kekasih bernama Ojos. Setelah Keenan mengetahui bahwa Kugy telah memiliki kekasih, Keenan pun diperkenalkan dengan sepupu Noni bernama Wanda. Noni sebagai dalang dari percomblangan itu dan tentu saja Eko pun turut membantu dan mendukung.
Tidak sedikit kegalauan dan keputusasaan yang dikarenakan cinta yang terlalu dipendam antara Keenan dan Kugy. Seperti kebanyakan seorang remaja yang masih labil, sering sekali perasaannya diliputi oleh rasa gelisah, galau dan tak tenang.
2.      Tokoh dan Perwatakan
Tokoh yang hadir dalam novel Perahu Kertas adalah Keenan, Kugy, Eko, dan Noni. Mereka berempat menjalin persahabatan yang sering bersama-sama. Adapun tokoh yang lain antara lain Ibu Lena, Pak Adri, Jeroen, Joshua yang lebih kerap dip Ojos dalam novel, Poyan, Luhde, dan Wanda serta beberapa tokoh lainnya seperti karyawan kantor.
a.      Keenan
Tokoh Keenan yang mempunyai watak introver, halus, tidak menyukai keramaian, dan berbakat dalam melukis. Watak tersebut diungkapkan oleh tokoh lain di dalam novel ini walaupun bukan dalam bentuk dialog. Bukti dalam kutipan novel di bawah ini.
Diam-diam ia mengamati kedua anak laki-lakinya yang terpaut jarak umur enam tahun, dan menyadari berbeda keduanya. Jeroen yang ekstrover, atletis, diplomatis, senang bergaul dan berorganisasi, adalah cetaka biru ayahnya. Sementara Keenan yang introver, halus, tidak menyukai keramaian, dan lebih senang menyendiri untuk melukis, adalah cetakan biru dirinya. (halaman 15 baris ke-19)
Kata ‘dirinya’ pada kata terakhir di baris kalimat terakhir menunjukkan tokoh lain, yaitu Ibu Leena yang merupakan ibu Keenan yang sedang berkutat dengan pikirannya mengenai tokoh Keenan, anaknya.
Selain itu, Keenan juga digambarkan sebagai sosok yang cerdas, tegas, teguh  dan keras kepala. Hal ini terbukti dengan sikapnya yang menentang ayahnya yang melarang ia untuk melukis. Perlu diketahui bahwa ayah Keenan sangat mengharapkan keenan untuk melanjutkan bisnis perusahaan pribadinya sehingga ia sangat anti dengan hobi Keenan, yaitu melukis. Tetapi bagaimanapun cara yang ditempuh Keenan untuk tetap melukis, Keenan bersikeras untuk tinggal di rumah Pak Wayan yang seorang seniman di Bali. Keenan adalah seorang yang tegas. Hal ini dibuktikan dengan keberanian dia dalam memilih jalan hidupnya. Ia selalu membuat keputusan dengan tegas. Di dalam novel, ditunjukkan ketika Keenan memutuskan untuk memilih Luhde dan meninggalkan Kugy yang pada saat itu adalah pacar Remi. Walaupun Kugy telah berkali-kali mengatakan bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Keenan, tetapi Keenan tetap meyakinkan Kugy bahwa mereka memang seharusnya tidak bersama. Keenan memutuskannya dengan tegas dan pergi meninggalkan Kugy yang terisak-isak. Selain itu Keenan juga diceritakan sebagai sosok yang cerdas. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan dia memperoleh IP tertinggi di jurusan kuliahnya yaitu manajemen.
b.      Kugy
Di dalam novel ini tokoh Kugy digambarkan sebagai seorang gadis remaja dengan postur tubuh kecil yang percaya diri, periang, mudah bergaul dan energik dengan penampilannya yang awut-awutan dan terlihat sangat aneh, bahkan ia dijuluki sebagai alien oleh temannya karena ‘keanehannya’ itu. Kugy sangat gemar sekali menulis, entah itu cerpen ataupun dongeng. Kugy merupakan tokoh yang semangat. Ia sangat senang sekali berkhayal dan berimajinasi. Hal ini lalu ia tuangkan dalam dongeng-dongengnya yang membuat Keenan terpesona kepadanya. Seperti pada penggalan cuplikan novel di bawah ini.
Noni memandang temannya dengan khawatir. Rambut sebahu Kugy sebagaian naik ke atas seperti disasak setengah jadi. Bajunya mendekati compang-camping. Jaket jins kegombrongan milik Karel yang digondol Kugy detik-detik terakhir sebelum ia berangkat ke Bandung itu pun tentu tidak membantu. Belum lagi jam tangan plastik Kura-kura Ninja yang nyaris tak pernah lepas dari pergelangan tangannya. Lalu sandal khusus kamar mandi dari bahan plastic berwarna pink elektrik seolah menyempurnakan “keajaiban” penampilan Kugy sore itu.
Namun, Kugy berjalan mantap keluar menantang dunia, disambut Eko yang kontan meringkuk-ringkuk tertawa melihat pemandangan nyentrik itu. (halaman 18 baris ke-32)
Penulis mendiskripsikan dengan jelas bagaimana penampilan tokoh Kugy. Seperti pada umumnya, kepribadian seseorang dapat dilihat dari cara berpakaiannya. Pada cuplikan novel di atas, tokoh Kugy diajak oleh tokoh Noni untuk menemani pacarnya menjemput Keenan di stasiun. Pada umumnya, seorang gadis remaja akan berdandan yang rapi nan modis tetapi penampilan Kugy sama sekali tidak masuk kriteria baik itu rapi maupun modis. Baju yang Kugy kenakan mendekati compang-camping, ‘compang-camping’ biasa digunakan untuk mendiskripsikan pakainan orang gila. Jaket jins yang kegombrongan tidak cocok dengan ukuran tubuhnya. Sangat aneh apabila seseorang yang nyaman memakai baju yang terlalu besar, pada umumnya orang-orang akan memilih baju yang sesuai dengan ukuran tubuhnya agar terlihat match dan sedikit terlihat peduli akan gaya fashion terutama untuk seorang gadis remaja. Penggunaan sandal khusus kamar mandi yang berwarna pink elektrik menambah kekomplitan keanehan dari penampilan gadis remaja bernama Kugy.
Selain terlihat dari penampilannya yang awut-awutan, penulis telah menceritakan secara langsung latar belakang Kugy seperti pada cuplikan di bawah ini.
…Kugy pun termasuk sosok yang populer di sekolah karena aktivitas dan pergaulannya yang luas. Tapi Kugy berasal dari kutub yang berbeda. Kugy dikenal dengan julukan Mother Alien. Ia dianggap duta besar dari semua makhluk aneh di sekolah. (halaman 28 baris ke-1)
Dari cuplikan di atas, disebutkan bahwa Kugy dikenal dengan sebutan Mother Alien. Seperti yang diketahui pada umumnya, alien adalah adalah makhluk luar angkasa yang bentuknya sangat aneh. Kepalanya otak, matanya satu, dan warna tubuhnya adalah hijau. Makhluk yang disebut alien itu identik dengan keanehan-keanehan yang dimilikinya, apalagi jika kata ‘mother’ ditambahkan di depan kata ‘alien’ yang menjadi Mother Alien yang artinya induk alien. Hal tersebut menunjukkan betapa anehnya kepribadian, sikap, dan sifat dari tokoh Kugy.
Perlu diketahui juga, dalam cuplikan novel di atas, diceritakan pula bahwa Kugy adalah sosok yang popuuler di sekolahnya karena aktivitas dan pergaulannya yang luas. Hal tersebut membuktikan bahwa tokoh Kugy merupakan sosok yang periang dan ia mudah bergaul dengan siapa saja. Aktivitasnya membuat ia menjadi sosok yang popular di sekolah membuktikan bahwa ia adalah siswa yang aktif dan energik.
c.       Noni
Noni adalah kekasih Eko. Di dalam novel Perahu Kertas, Noni dikarakterkan sebagai tokoh yang penyayang, perhatian dan juga pencemburu. Noni seorang yang penyayang selalu mengerti tentang sahabatnya. Selalu mengerti dan menerima kekasihnya apa adanya. Ia selalu bersikap penuh pengertian ketika Fuad, mobil Eko yang telah sering mogok berbuat ulah. Noni dan Kugy telah bersahabat sejak kecil. Noni serba tahu mengenai sahabatnya. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui cuplikan novel di bawah ini.
“Kapan mulai beres-beres, Gy? Buku-buku lu yang banyak banget itu dipaket aja ke Bandung, nggak usah bawa sendiri. Bagasi mobilnya Eko kan kecil, nanti ngak bakal muat. Lu bawa baju-baju aja, ya? Tiket kereta api udah pesan, belum? Lagi penuh lho. Ntar terpaksa beli di calo. Sayang duit.“
"Non, lu tuh lebih cerewet dari tiga nyokap gue dijadiin satu. Serius.“
"Minggu depan, pokonya nggak mau tahu, lu harus udah sampai di Bandung. Mobil Eko udah gua suruh masuk bengkel dulu biar nggak mogok pas ngejemput lu ke stasiun. Habis itu kita langsung keliling buat belanja kebutuhan lu. Kamar lu udah gue sapu-sapu dari kemarin. Pokoknya tahu beres, deh.“
“Tapi lu juga lebih rajin dari tiga pembantu gua dijadiin satu.“ (halaman 6 baris ke-20)
Dari cuplikan novel di atas, dapat disimpulkan bahwa Noni sangat perhatian kepada sahabatnya. Ia terlihat menggebu-gebu sekali dan meluap-luapkan perhatiannya kepada Kugy sehingga Kugy merespon bahwa Noni jauh lebih cerewet daripada ibunya. Saking sayangnya kepada sahabatnya, Noni mau melakuka apa saja untuk sahabatnya seperti menyapukan kamar Kugy sejak jauh ahri sebelum Kugy tiba di Bandung. Hal itu menunjukkan bahwa betapa senangnya Noni dengan rencana kedatangan Kugy ke Bandung sampai-sampai Kugy mengatakan betapa rajin Noni bahkan jauh melebihi pembantunya.
Noni juga seorang yang pencemburu. Terbukti ketika Noni menanggapi perkataan Eko dengan sengit setelah ia mendapati bahwa kekasihnya pernah menyukai Kugy. Tentu saja Noni sedikit emosi mendengar hal itu. Dialog di bawah ini yang membuktikan bahwa Noni mudah terpancing emosinya karena cemburu.
“Alah! Gombal! Kenal aja belum!” semprot Noni. “Kamu kan kenal aku justru setelah aku pindah. Gara-gara pernah ketemu aku di rumah Kugy kan? Ya mungkin waktu itu kamu masih jadi pelanggan setia taman bacaannya dalam rangka pe-de-ka-te! Baru deh, sok akrab, sok udah naksir aku dari kelas 1, padahal aku yakin kamu tahu aku aja enggak,” cerocos Noni sengit. (halaman 34 baris ke-6)
d.      Eko
Di dalam novel Perahu Kertas, Eko adalah kekasih Noni. Sikapnya yang lucu, penyayang, dan periang. Ia suka sekali menjahili Kugy. 
Adri adalah ayah Keenan. Ia sangat menginginkan anaknya kuliah di manajemen dan melanjutkan bisnis pribadinya kelak. Ia sangat menentang kegemaran anaknya yaitu melukis. Sikapnya yang keras dan tegas sering mengakibatkan perselisihan antara ia dan Keenan. Di lain sisi, Adri juga seorang penyayang. Betapa ia bangga ketika mengetahui Keenan lolos UMPTM. Cuplikan di bawah ini membuktikan sikap Adri yang tegas dan keras.
“Oke. Kalau memang itu yang kamu mau, silakan.“ Suara Adri terdengar tegas dan garang. “Mulai detik ini, saya berhenti membiayai kamu. Madirilah sana. Silakan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. Kamu urus diri kamu sendiri. Saya tidak mau tahu lagi.“
Dari cuplikan di atas, Adri berdialog dengan nada tinggi penuh emosi. Betapa ia ngotot akan kehendaknya. Selain itu, Adri adalah tipe orang yang suka terburu-buru mengambil keputusan tanpa memikirkan akibat-akibat yang dapat terjadi masak-masak. Ia hanya mengikuti kemauan hatinya saja. Padahal, sebagai seorang ayah harusnya ia mampu menjadi orang yang dapat memberikan solusi yang terbaik, bisa memberikan pilihan kepada anaknya. Berdasarkan dialog di atas, secara tidak langsung Adri telah mengusir Keenan. Betapa teganya mengatakan hal itu kepada seorang anak. Adri hanya mengikuti egonya sendiri. Engonya sangat besar beserta pula dengan gengsinya yang membuat ia tak mau mengalah kepada anaknya.
“Kamu bisa pulang kapan pun kamu mau. Percaya sama Mama. Papa kamu pasti melunak. Di luarnya saja dia keras, tapi sebenarnya dia kehilangan sekali sama kamu...“ (halaman 190 baris ke1)
Dari cuplikan dialog Ibu Leni mengenai Adri, dapat diketahui bahwa Adri sebenanrnya adalah seorang yang penyayang. Tokoh lain pun beranggapan bahwa hanya luarnya saja yang tegas dan keras, tetapi dalamnya lunak.
e.       Ibu Leni
Ibu Keenan bernama Ibu Leni. Ibu Leni adalah keturunan Belanda yang kini tingal di Indonesia. Sikapnya yang keibuan, lembut, sabar, dan penyayang selalu menjadi penengah pertikaian antara Adri dan Keenan.
Ibu Leni adalah mantan kekasih Pak Wayan. Dulunya Ibu Leni juga seorang pelukis, oleh karena itu Keenan memiliki jiwa seni tinggi yang menurun dari ibunya. Walaupun sudah  lama saling kenal, Ibu Leni tetap bersikap hormat. Terbukti dengan perbuatannya, ia menelefon Pak Wayan untuk meminta izin kebolehan Keenan berlibur dan melukis di rumahnya, di Ubud. Melalui percakapan telefon yang sopan sekali ia meminta izin. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ibu Leni adalah orang yang sangat menjunjung sopan santun.
f.       Wanda
g.      Luhde
h.      Pak Wayan
i.        Joshua
j.        Remi
k.      Jeroen

3.           Latar
a.      Latar suasana
gerimis yang mengguyur tanah yang kering di sore hari.

b.      Latar waktu
Setelah pulang kampus
c.       Latar tempat
Banyak sekali latar tempat di dalam novel Perahu Kertas. Salah satunya adalah Warteg Pemadam Kelaparan. Warung ini adalah warung nasi yang dindingnya terbuat dari bambu. Terdapat pisang susu yang digantung. Warung ini terletak di dekat kampus, Kugy dan Keenan gemar makan di sini karena makanannya murah.
Selain warteg, terdapan banyak latar tempat yang lain yaitu rumah Pak Wayan, Galeri Waskita,
Amsterdam juga menjadi latar tempat dalam novel itu walaupun hanya sekali. Pada bagian permulaan novel, cerita Perahu Kertas dimulai dengan Keenan yang akan pulang ke Indonesia. Ia telah 6 tahun tinggal di Amsterdam. Cuplikan di bawah ini merupakan bukti dari Amsterdam sebagai latar tempat.
Tidaka ada alas an untuk meninggalkan Amsterdam pada musim panas. (halaman 1 baris ke-1)
Sebuah kali di dekat rumah Kugy terdapat pada cuplikan novel di bawah ini.
Dua belokan dari rumah Kugy, ada sebuah kali. Meski berair cokelat, arus kali itu mengalir lancar dan tidak mampat seperti kebanyakan kali di Kota  Jakarta. (halaman 12 baris ke-19)
Kamar kost Kugy. Bukti terdapat dalam cuplikan novel dibawah ini. Di dalamnya terdapat frasa ‘meringkuk di kasur sepanjang sore‘ yang menunjukkan bahwa Kugy sedang berada di kamar dan ia tidur. Karena ia adalah seorang mahasiswa dan kuliah jauh dari rumahnya, maka kamar yang ia tempati untuk tidur itu adalah kamar kostnya.
Tidak ad yang lebih dahsyat faripada gabungan gerimis hujan di luar dan selimut hangat di dalam kamar. Demikian prinsip Kugy. Meringkuk di tempat tidur sepanjang sore sambil bermimpi indah adalah misinya sore itu. (halaman 17 baris ke-9)
Latar tempat stasiun di Bandung. Dibuktikan dalam novel melalui diskripsi oleh penulis yang menggambarkan sebuah stasiun dengan penuh sesak penumpang seperti pada cuplikan novel di bawah ini.
Lautan penumpang kereta api telah melewati tiga sekawan itu sejak sepuluh menit yang lalu, tapi mereka juga belum juga menemukan objek jemputannya. Noni dan Kugy sudah mulai resah. (halaman 20 baris ke-4)
4.           Alur Cerita
Alur yang digunakan dalam novel Perahu Kertas adalah alur maju mundur. Dari awal penulis menceritakan mulai dari pengenalan para tokoh dan latar belakang tokoh kemudian dilanjutkan dengan pemunculan konflik-konflik seperti Keenan dan juga Kugy yang mulai merasa ada sesuatu yang berbeda pada masing-masing perasaanya dan ketika Keenan tahu bahwa Kugy telah memiliki kekasih, Keenan berusaha menghindar dari Kugy pada waktu itu. Kedatangan Wanda yang begitu mencintai Keenan sampai-sampai ia membeli empat lukisan Keenan dan mengatasnamakan temannya sebagai pembeli demi membuat Keenan bahagia tetapi sayangnya Keenan tidak membalas dan betapa hancur perasaan Keenan ketika ia mengetahui kebohongan yang dibuat Wanda. Selain itu, diikuti pula konflik-konflik lain seperti Kugy yang memutuskan hubungannya dengan Joshua, konflik batin Keenan yang ingin memulai lembaran baru di rumah Pak Wayan. Kedatangan Luhde, keponakan Pak Wayan yang menghibur kesedihan Keenan karena ayahnya yang tidak mendukungnya serta Wanda yang membohonginya. Pada puncaknya terdapat klimaks yaitu ketika Keenan memutuskan untuk memilih Luhde dan tinggal di Ubud. Sementara itu Rumi juga melamar Kugy ketika mereka liburan di Bali yang membuat Kugy menjadi bingunng, gundah, gelisah dan galau antara iya atau tidak. Bingung memilih Keenan atau Rumi. Kugy menerima Rumi sementara hatinya tidak bisa melepaskan Keenan. Sementara Rumi sangat bahagia karena kugy telah menerimanya. Tetapi kebahagiaan Rumi pun terusik ketika ia menemukan surat Kugy untuk Keenan yang terjatuh dari selipan buku istimewa yang diberikan Kugy kepadanya. Rumi pun menyadari bahwa sejak dulu Kugy telah jatuh hati pada Keenan. Dengan kecewa dan berat hati ia pun mencoba untuk menerima kenyataannya bahwa hati Kugy bukannlah untuk dia yang sesungguhnya walaupun Kugy menerima cincin pemberiannya. Lalu ia pun meminta penjelasan dari Kugy dan memilih untuk mengakhiri hubungan mereka. Dengan berat hati pula dan dengan perasaan bersalah, Kugy pun rela melepas Rumi. Setelah klimaks, muncullah Karel, kakak tertua Kugy yang menasihatinya. Selama du Ubud, Luhde pun merasakan hal yang sama dengan Rumi. Luhde pun meraskan adanya kejanggalan di dalam perasaannya. Ia merasakan bahwa cinta Keenan itu bukan untuk dirinya sehingga ia pun berniat menyudahi hubungannya dengan Keenan.
Pada bagian akhir, diceritakan bahwa Keenan telah menikan dengan Kugy. Tanpa ada perpanjangan cerita bagaimana mereka bisa bertemu kembali setelah masing-masing dari mereka memutuskan untuk berpisah dengan kekasih mereka. Hal itu menyebabkan cerita-cerita sebelumnya terkesan diceritakan pada ‘hari ini‘. Seperti sebuah diari yang menceritakan kembali kisah-kisah di masa lalu dari awal sampai akhir secara runtut. Oleh sebab itu, novel Perahu Kertas menggunakan alur maju mundur.
5.           Gaya Bahasa
Dalam novel Perahu Kertas menggunakan gaya bahasa yang ringan, khas gaya bahasa para remaja. Seperti penggunaan kata ‘gua’ dan ‘lu’ antar tokohnya walaupun sebagian percakapan tetap menambahkan bahasa-bahasa asing. Penulis selalu menyesuaikan gaya bahasa dengan latar tempat dimana tokoh berada dan berasal seperti bahasa Belanda, bahsa Bali, serta bahasa Sunda.  Hal itu disesuaikan dengan latar belakang tokoh, Ibu Lena memang seorang bule dari Belanda sehingga tentu saja dalam percakapannya masih menggunakan istilah-istilah Belanda. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penggalan dialog di bawah ini.
“Keenan! Let op je woorden!” Lena menyambar seketika, “ga niet al te ver.” Jangan asal ngomong kamu...”
Cuplikan dialog di atas menggunakan bahasa Belanda Let op je woorden yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah berhenti bicara dan ga niet al te ver yang artinya adalah jangan kelewatan.
Tidak hanya tokoh Ibu Lena yang menggunakan bahasa ibunya. Tokoh Wayan, Luhde, serta Banyu yang diceritakan dalam novel tinggal di Bali pun juga menggunakan sebagian istilah-istilah bahasa Bali. Seperti layaknya masyarakat Bali, gaya berbicara mereka pun dalam novel diungkapkan begitu hidup dan merakyat oleh penulis walaupun sembilan puluh persen dari dialognya menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam cuplikan dialog di bawah ini.
Selain itu terdapat majas yang digunakan di dalam novel Perahu Kertas. Salah satunya adalah cuplikan paragraf di bawah ini.
Keenan memejamkan mata. Meresapi perih yang merasuki seluruh sel tubuhnya. (halaman 226 baris ke-27)
‘Meresapi perih yang merasuki seluruh sel tubuhnya’ merupakan majas hiperbola yang digunakan penulis untuk menggambarkan perasaan Keenan yang sangat sedih. Mungkin penulis berfikir bahwa mengatakan ‘sedih’ saja tidak cukup untuk merepresentasikan kesedihan Keenan yang sangat mendalam sampai-sampai merasuki setiap sel di tubuhnya.
Semilir angin mengembus, melewati mereka berdua, menggoyangkan kentungan bambu. Bebunyian yang kini bahkan terasa perih menusuk hatinya.(halaman 279 baris ke-4)
Dalam penggalan paragraf di atas terdapan penggunan majas yaitu majas personifikasi. ‘Menggoyangkan kentungan’ adalah perlakuan suatu benda seperti layaknya makhluk hidup. Kentungan adalah benda mati dan yang bergoyang adalah manusia pada lazimnya.
‘Bebunyian yang kini terasa perih menusuk hatinya’ merupakan penyamaan bunyi sebagai benda mati dengan manusia yang bisa menusuk. Penulis menggunakan majas personifikasi pada kalimat tersebut.
6.      Sudut Pandang
Penulis memposisikan dirinya sebagi orang ketiga serba tahu. Penulis menceritakan semua kejadian dengan keserbatahuannya mengenai tokoh-tokoh dalam novel Perahu Kertas. Penulis tahu persis semua karakter tokoh dan juga apa yang sedang dipikirkan tokoh. Penulis sebagai orang ke tiga karena penulis tidak menyebut ‘aku’ sebagai tokoh, melainkan menyebut nama masing-masing tokoh dalam novel Perahu Kertas ini.
Untuk kesekian kalinya, Keenan membolak-balik buku tulis itu dengan resah. Semua halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan tak terhitung lagi. (halaman 278 baris ke-4)
Penulis mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh tokoh. Dalam penggalan paragraf si atas, Keenan tidak mengatakan keresahannya dalam dialognya seperti ini “Aku resah dan gundah,” tetapi penulis langsung menceritakan dalam paragraf yang menyatakan bahwa Keenan sedang resah dengan membolak-balikkan halaman sebuah buku tulis.
7.      Amanat
Terkadang kita harus menjadi bukan diri kita sendiri sebelum menjadi diri kita sendiri. Seperti tokoh Kugy yang harus membuat cerpen untuk mendapatkan uang uang padahal impiannya adalah menjadi penulis dongeng. Cita-cita yang kita inginkan tidak akan menjadi kenyataan dengan mudah, tanpa ada usaha dan kerja keras kita tidak akan bisa mewujudkannya.
Persahabatan merupakan hal yang penting dalam hidup kita. Jangan pernah kita menyakiti perasaan teman kita karena teman kita adalah tempat dimana kita bisa berbagi cerita dan meminta solusi. Ketika kita menyakiti perasan teman kita, itu artinya kita memjadikannya sebagai musuh baru kita.
Di dalam novel Perahu Kertas, dapat kita pelajari bahwa jangan sekali-kali kita membohongi diri kita sendiri karena bagaimanapun itu kejuujuran jauh lebih baik. Keenan dan Kugy memaksa diri mereka sendiri untuk memendam perasaan mereka, dan setelah mereka masing-masing memutuskan untuk memilih bersama orang lain yang sesungguhnya hanya menjadi pelarian mereka, mereka tidak akan tenteram karena mereka tidak bersama orang yang mereka sayangi. Mereka memaksa diri mereka sendiri.

Unsur Ekstrinsik Novel Perahu Kertas
Dewi Lestari, yang bernama pena Dee, lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu Kertas ini sudah lebih dulu dilansir dalam versi digital (WAP) pada April 2008, dan kini diterbitkan atas kerjasama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka. Kehidupannya di Bandung memengaruhi cara Dee menceritakan kisah-kisah Perahu Kertas dengan gaya bahasa layaknya remaja Bandung sebagai kota yang cukup besar dengan menggunakan ‘lu’ dan ‘gua’ sehingga lebih dimengerti oleh pembaca.
Naskah yang awalnya ditulis pada 1996 dan sempat “mati suri” selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadikan Perahu Kertas sebagai novel pertamanya yang bergenre populer. Kecintaan Dee pada format cerbung dan komik drama serial telah menginspirasinya untuk menuliskan cerita memikat ini. Nilai sosial terkandung di dalamnya yaitu kehidupan mahasiswa yang lebih sering memilih makanan yang murah daripada yang mahal.
Kiprah Dee dalam dunia kepenulisan telah membawanya ke berbagi ajang sastra bergengsi di dalam maupun luar negeri. Beberapa prestasi dan penghargaan yang baru-baru ini diperolehnya antara lain: Top 88 Most Influential woman in Indonesia (Globe Asia), The Most Outstanding Woman 2009 (Kementrian Pemberdayaan Perempuan & Kantor Berita Antara). Nama Dee juga muncul sebagai peringkat pertama dalam polling nasional “ Penulis Perempuan Paling Dikenal di Indonesia” tahun 2009. Karena telah banyak berpengalaman, cerita Perahu Kertas mampu mengisahkan cerita kehidupan remaja yang renyah, segar, ringan dan menarik. Cerita tersebut sangat relevan dengan kehidupan remaja sekarang. Cerita-cerita dikisahkan dengan santai dan unik.
Perahu Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jartuh, Supernova: Akar, Supernova: Petir, Filosofi Kopi, dan Rectoverso.
Kini Dee dan keluarganya menetap di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar